Senin, 23 Juni 2014

Zaman Bergerak


Pada abad ke 19 terdapat 4 kerajaan di Nusantara yang berada di bawah kekuasaan Hindia Belanda yang bertempat di Surakarta dan Yogyakarta diantaranya yaitu Keraton Kesunanan dan Mangkunegara (Surakarta), Keraton Kesultanan dan pakualam (Yogyakarta). Pada masa ini, abad ke 19 dan abad ke 20 dibagi atau dikelompokkan menjadi 3 zaman, yaitu : Zaman modal pertama (zaman dimana liberalism dan kapitalisme swasta masih berkembang yang mengacu pada UU Agraria tahun 1870), zaman modal kedua (zaman dimana mulai berkembangnya budaya membatik karena diperkenalkannya metode membatik), zaman modal modern (zaman kemajuan, karena pada zaman ini banyak sekali kemajuan yang dialami baik dalam bidang pendidikan dan lainnya)
Diantara ke 3 zaman diatas ada masa yang disebut reorganisasi yaitu dimana Pemerintah Belanda memperkenalkan reorganisasi yang berisi tindakan untuk membuat perubahan diantaranya :
1. Penghapusan sistem lungguh,
2. Pembentukan desa sebagai unit administrasi,
3. Pemberian hak-hak penggunaan tanah yang jelas kepada petani dan
4. Perbaikan aturan sewa tanah
Sejak zaman modal kedua yang membuat semakin berkembangnya batik maka semakin berkembang pula produksi batik, hal yang demikian membuat kecemburuan dari para pedagang Cina sehingga banyak sekali terjadi pencurian-pencurian batik. Oleh karena dibentuklah perkumpulan ronda untuk menjaga batik-batik itu dari para pencuri (Rekso Roemekso). Karena pada zaman itu tidak boleh bila ada organisasi atau perkumpulan yang tidak mempunyai anggaran dasar, maka perkumpulan ini pun segera membuat anggran dasarnya sebelum dibubarkan, dengan meminta bantuan Samanhoedi dan bernaung dibawah Sarekat Dagang Islam yang kemudian organisasi ronda ini menjadi bernama Sarekat Islam.
SI meluas keseluruh pulau Jawa dan Madura dan membentuk SI-SI lokal. Perluasan SI ini mempengaruhi posisi pemerintah terhadap SI maupun atas struktur kepemimpinan SI. Mas Marco Kartodikromo merupakan anggota kaum muda bermaksud melancarkan perang suara melalui Doenia Bergerak. Suaranya tegas dan tajam. Kekhasan Marco, ia dengan terus terang menjelaskan semua itu. Itu tidak menunggu, seperti yang dilakukan Tjokroaminoto. Doenia Bergerak terus diterbitkan dari pertengahan 1914 sampai pertengan 1915. Marco menulis artikel dan memuat surat pembaca dalam Doenia Bergerak dengan semangat berseru kita semua manusia. Memasuki masa zaman bergerak, banyak sekali terjadi aksi pemogokan, disini muncul Semaoen sebagai propagandis serikat buruh sebagai raja mogok. Semaoen berkampanye menentang milisi bumiputra, indie weerbaar dan keterlibatan SI dalam Volksraad. Di bawah kepemimpinannya SI semarang meluas dengan cepat.
Kemunculan Semaoen dan Si Semarang pada 1917-1918 semakin mengusik Tjokroaminoto. Kampanye Semaoen menentang Indie Weerbaar dan partisipasi SI dalam Volksraad tahun 1917, membuat Tjokroaminoto naik pitam, oleh karena itu Tjokroaminoto lantas mengubah nada bicaranya. Tjokroaminoto melakukan beberapa tindakan yang pertama dilakukannya ialah mendorong gerakan Djawa Dipa, kedua mencoba kembali menghimpun dukungan dengan daya tarik islam, ketiga sambil menggerakkan semangat demokrasi dengan memperjuangkan tujuan Djawa Dipa.
Pada akhir 1918 dan 1919 perjuangan ekonomi didirikannya serikat-serikat buruh dan dilancarkannya pemogokan terbukti berhasil. Pada masa itu buruh bumiputra bertambah resah karen inflasi yang terus terjadi , sementara bisnis Belanda meraih keuntungan besar. Dengan situasi yang menunjang ini, banyak pemogokan yang dilakukan dan serikat buruh pun bermunculan.
Sejak akhir 1918, gerakan SI muncul kembali dengan serikat buruh sebagai pelopornya. “perjuangan ekonomi” yang disepakati pada kongres CSI 1918 hampir menjamin posisi unggul Tjokroaminoto dalam CSI. Anak buah Tjokroaminoto, Sosrokardono dan Alimin, mengontrol serikat buruh yang juga besar, yaitu PPPB.Pada kongres PPPB di Bandung pada Mei 1919, mereka mengambil inisiatif mendirikan PPKB (Pesatoean Perserikatan Kaoem Boeroeh).
Tjipto memulai pergerakan anti raja pada bulan Juni 1919 yang mengkritik kebijakan Sunan karena sistem feodalnya. Pergerakan ini disambut hangat oleh aktivis pergerakan yang bersifat radikal. Tjipto melakukan kampanyenya melalui tulisan-tulisan yang berisi kritik yang tajam terhadap sunan dalam Panggoegah dan dalam Volksraad. Dan yang jauh lebih penting lagi bahwa Tjipto membimbing Insulinde / NISP-SH ke dalam perjuangan politik.
Dalam tulisannya ia menginginkan Sunan di pensiunkan karena ia mengengap bahwa tidak ada gunanya untuk memelihara Sunan karena hanya membuang-buang uang saja dan  sama sekali tidak mensejahterakan kehidupan para petani karena politik Sunan itu mandul dan tidak melakukan pergerakan sama sekali.
Selain Tjipto, hadir pula Misbach adalah seorang mubaligh karena dia seorang mubaligh maka pengajarannya juga tentu masih berhubungan dengan keagamaan, ajarannya yang menekankan dunia dan akhirat yang diajarkan kepada kelompoknya. Pihak Belanda mengatakan bahwa Misbach adalah salah satu penyebab banyaknya pemberontakan yang terjadi. Namun jika dipikirkan lebih dalam teori Misbach seharusnya justru membuat warga-warga menjadi diam dan lebih berkonsentrasi pada dunia akhirat dikarenakan ajarannya yang mengajarkan bahwa jangan takut untuk menderita pada saat hidup di dunia karena masih ada kehidupan akhirat yang akan lebih bahagia.
Selanjutnya adalah zaman Reactie dan zaman partij yang memiliki suatu pemahaman baru yang dimiliki oleh pemimpin-pemimpin pergerakan, mereka mulai memahami dalam suatu pergrakan, dimana ada aksi yang dilakukan maka akan ada reaksi yang didapatkan.
Keberhasilan aksi mogok yang dilakukan oleh PFB makin lama mendapatkan efek buruk, para majikan menyebarkan foto tentang buruh yang melakukan aksi dan dipecat, sehingga mereka sulit mendapatkna pekerjaan kembali,sehingga ini menimbulkan ketakutan. PFB meminta kepada sindikat gulu untuk mengakuinya sebagai serikat buruh pabrik gula, namun mereka menolak, usaha tidak sampai disitu mereka menggelar koferensi dan kembali menuntut hak itu, mereka mengancam akan melakukan pemogokan umum menjelang masa panen, hal itu pun tidak terjadi karena kurangnya dukungan dan sikap pemerintah yang diaggap sudah tidak netral seperti di aksi-aksi pemogokan sebelumnya.
. Dengan ditumpasnya pemogokan 3 serikat buruh utama yang telah menjadi pemimpin terdepan pergerakan dizaman pemogokan ini yaitu PFB, PPPB dan VSTP dihancurkan. Hal ini menyatakan bahwa betapa bahayanya menyuarakan pikiran dan pemogokan. Namun disisi lain PKI dan SI Merah sukses mengajak mereka yang masih berani melawan pemerintah. PKI muncul sebagai kekuatan yang pengaruhnya melampaui PSI/CSI. Pada zaman reaksi,zaman partai bangkit dan bersamaan denagn itu adanya kemenangan PKI atas PSI/CSI.
Sekeluarnya Misbach dari penjara, Ia disambut meriah dalam Islam Bergerak dan Penggoegah. Islam Bergerak menyebutnya "prajurit Islam" dan penggoegah menyebutnya "Pahlawan". Untuk beberapa saat setelah kembali, Misbach tetap netral menghadapi persaingan CSI-PKI dan mencoba mempelajari apa yang telah terjadi dalam pergerakan selama ia dipenjara. Misbach tidak bisa terus-menerus netral menghadapi pertikaian itu karena perpecahan sudah meluas sampah ke kalangan mantan mubalig SATV.
Pertikaian antara Islam Bergerak dengan Moehammadijah, telah menimbulkan anggapan bahwa Moehammadijah adalah Islam kapitalis, dan SI adalah Islam komunis. Perpecahan tajam ini terjadi akibat posisi moehammadijah dalam politik, yang ingin menjadikan dirinya sebagai islam sejati. Yang mengakibatkan Misbach berpisah dengan sekutunya yaitu Moehammadijah. Namun pepecahan ini tidak lantas menyebabkan perpecahan dengan Tjokroaminoto dan CSI.
Dalam konflik ini sebenarnya pertikaian yang terjadi itu berpusat pada soal apakah seseorang bisa menjadi “Islam sedjati” apakah Moehammadijah semestinya “bergerak” di “politik” dan apakah harus melawan pemerintah dan kapitalisme di zaman modal dan di suatu negara yang dijajah oleh orang-orang nonmuslim.
Pada akhir tahun 1922 dimana zaman reaksi dan zaman partai berlangsung, Misbach berpisah dengan bekas sekutunya, Muhammadiyah dan pada maret 1923 Ia sudah muncul sebagai propagandis PKISI Merah dan berbicara mengenai keselarasan paham yang mendasar antara Islam dan Komunisme. Setelah menjadi pemimpin PKI singkat di Vorstenlanden, Ia dibuang ke Manokwari pada Juli 1924. Tidak lama sesudah Misbach dibuang ke Manokwari, hak berkumpul kembali diberlakukan di Kota Surakarta. Pemerintah Hindia sekarang sudah memutuskan sikap untuk menindas komunisme dan mengambil segala tindakan hukum, polisi, dan administrative untuk mencekik pergerakan.
Selanjutnya Marco selalu memimpin vergadering dan lendenvergaderingen, serta mengemakan suara pemimpin hoofdbestuur PKI yang mengomando. Openbare vergadering dan ledenvergadering terbukti sangat sukses memobilisasi dukungan bagi PKI dan SR. Identitas ideologis gerakan moe’alimin bersumber pada dua hal yang pertama gerakan itu dipahami sebagai kelompok propagandis dan yang kedua identitas ideologis gerakan moe’alimin bersumber pada gerakan islam revolusioner karena mempunyai keyakinan berperang melawan fitnah dan tulisan-tulisan Misbach. Untuk melawan kontrol-kontrol ketat pemerintah Hindia, PKI mengambil suatu keputusan untuk melakukan pemberontakan di akhir 1925, namun pemberontakan itu gagal pada di akhir tahun 1926 dan awal 1927, dan kemudian mereka mengalami keruntuhan dan hancur. Dan pada akhirnya semua tokoh-tokoh penting PKI Surakarta Gerakan Moe’alimin, dan Raad van Vakbonden dibuang ke Digul.


Sumber : Shiraishi, Takashi. Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.1997.

1 komentar:

  1. Best Places To Bet On Boxing - Mapyro
    Where To Bet On Boxing. It's a sports betting event in 나비효과 which you bet on herzamanindir.com/ the outcome of a game. https://septcasino.com/review/merit-casino/ In the boxing https://febcasino.com/review/merit-casino/ world, each player must decide if or not 출장마사지 to

    BalasHapus