Sejarah
merupakan sebuah peristiwa yag terjadi di masa lalu, bahkan 5 menit yang lalu
pun dapat dikatakan sebuah sejarah. Sejarah bersifat factual, ini berarti
sejarah bukanlah hanya sebuah cerita atau dongeng belaka. Karena kisah yang
disebut sejarah itu memiliki unsur logis, oleh karenanya dalam mengkaji dan
menyajikan sejarah bukanlah hanya sekedar menyampaikan sebuah cerita dari mulut
ke mulut. Namun melalui proses yang panjang sejarah itu didapat, dengan
pengkajian yang mendalam agar dapat dipertanggung jawabkan.
Seperti
halnya dalam power point yang disampaikan oleh kementrian pendidikan dan
kebudayaan, sebagaimana dalam mengkaji sejarah, itu sangat perlu digunakannya
konsep pendekatan scientific. Melalui proses-proses ilmiah guna mendapatkan
sebuah rekonstruksi dari kisah masa lalu secara logis dan dapat dipertanggung
jawabkan. Kemudian dengan menggunakan penalaran induktif, yang mana si peneliti
berusaha untuk mengambil kesimpulan secara umum dari sesuatu hal kecil yang
sedang ditelitinya.
Dimulai
dari mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan
mencipta. Mungkin dari serentetan proses diatas yang perlu dikoreksi adalah
bagian dari mengamati, karena yang menjadi objek penelitian adalah sesuatu yang
ada di masa lampau, jadi tidak bisa untuk di amati atau di observasi dan
mungkin akan lebih tepat apabila proses mengamati diganti dengan membaca.
Karena dengan membaca akan member gambaran terhadap kita mengenai kejadian atau
peristiwa di masa lampau.
Memahami
sejarah dengan pendekatan ini, akan melepaskan sebuah keraguan atau ketidakvalidan
data yang disajikan atau disampaikan. Karena itu telah melalui proses yang
panjang dan juga didukung oleh berbagai fakta-fakta yang kuat. Dengan
pendekatan scientific kita juga dibawa untuk mencoba mengaplikasikan dari apa
yang kita dapat dari kajian kita tentang masa lampau terhadap kehidupan kita
masa sekarang.
Lain
hal dengan peter burke dalam bukunya Sejarah
dan Teori-Teori Sosial. Burke menyampaikan dalam bukunya bahwa sejarah
bukanlah hanya sebuah gabungan fakta yang dipersatukan dan kemudian dibuat
sebuah narasi. Tetapi burke memandang bahwa dalam mengkaji sejarah maka itu tak
akan lepas dari manusia, karena objek utama dari kajian sejarah adalah manusia.
Lalu kemudian itu akan membawa peneliti akan kehidupan orang tersebut. Maka tak
bisa lah apabila kita hanya melihat dari peristiwa demi peristiwa saja, tetapi
sangat perlu bahkan wajib kita melihat dari berbagai aspek lainya, mengingat
manusia merupakan makhluk sosial, maka teori-teori sosial pun perlu untuk
mengkaji sejarah di masa lampau yang mana itu seperti dalam hal ekonomi,
sosial, politik dsb.
Jadi
disini burke menjelaskan dalam bukunya bukan perkara bagaimana kita mendapatkan
fakta seperti power point yang dijelaskan diatas tetapi bagaimana kita
mengembangkan fakta dan meyakinkan si pembaca dengan menyuguhkan tentang
realita kehidupan yang berlangsung pada saat itu dengan serangkaian penjelasan
menggunakan teori-teori sosial. Sehingga sejarah tidaklah kering, tetapi akan
menjadi sangat hidup. Karena kita akan terbawa oleh suasana kehidupan yang
terjadi di masa lampau tersebut.
Kemudian
berbeda lagi dengan Sam Wineburg, dalam bukunya yang berjudul Berpikir Historis.
Disini ia mencoba memaparkan sebenarnya apa keguanaan dari berpikir atau
mempelajari sejarah, Wineburg berusaha menjadikan sejarah menjadi sebuah yang
mengsinspirasi, dengan kata lain menjadikan sejarah sebagai sebuah pembelajaran
untuk masa yang akan datang. Hal ini juga serupa dengan yang dikatakan oleh
Prof. Anhar Gonggong dalam seminar “kedudukan sejarah dalam kurikulum 2013”
yang mana Ia mengatakan bahwa Ia mempelajari sejarah bukan sekedar untuk
mengetahui masa lalu dan sudah sampai disitu. Tapi Ia mempelajari sejarah untuk
masa depan. Bagaimana bisa? Karena dengan mempelajari sejarah Ia berusaha
memetakan masa depan. Apa yang menjadi kegagalan di masa lalu akan ditinggal
dan mengambil apa yang menjadi keberhasilan. Wineburg juga mencoba mengajak
bagaimana kita memahami sejarah, dengan caranya yaitu berpikir historis.
Maksudnya yaitu berpikir kritis dengan melihat sejarah melalui berbagai
perspektif ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar