Berakhirnya
perang dingin membawa konsekuensi yang sangat nyata bagi perpolitikan dunia. Fukuyama mengatakan bahwa bentuk
ideal pemerintahan telah ditemukan, dan demokrasi liberal telah menang, tidak
ada lagi konflik ideologi, begitu juga konflik-konflik besar lainnya. Melihat
kondisi yang demikian, maka Institusi internasional mempunyai peran yang sangat
signifikan karena setiap negara sangat
bergantung pada aktor-aktor penting yang berperan dalam urusan internasional, oleh karenanya Institusi Internasional mempunyai peran dalam mengatur dan
membatasi apa yang dilakukan oleh negara.
Namun, sebagai
dampak dari itu semua adalah muncul apa yang disebut gagal negara, karena semakin melemahnya
kekuatan negara. Indikasinya adalah ambruknya otoritas
pemerintahan, meningkatnya konflik antar-suku, antar-etnis, dan antar-agama,
munculnya mafia kejahatan internasional, meningkatnya jumlah pengungsi hingga
mencapai berpulu-puluh juta, menyebarnya terorisme, dan merajalelanya
pembantaian dan pembersihan etnis.
Dalam tesisnya, Hutington lebih condong pada konsepsi yang keempat di mana dia
memunculkan tentang benturan peradaban. Hipotesis yang dikemukakan adalah bahwa sumber
utama konflik di dunia baru ini bukanlah ideologi atau ekonomi, budayalah yang
akan menjadi faktor pemecah belah umat manusia dan sumber konflik yang dominan. Negara-bangsa masih menjadi aktor dominan dalam percaturan dunia, namun
konflik utama dari politik global akan terjadi antara negara dan kelompok dari
peradaban yang berbeda.
Hal yang demikian
seperti yang dikatakan Hutington dalam tesisnya, tergambar dalam beberapa
peristiwa yang terjadi. Seperti halnya adalah peristiwa atau konflik yang
terjadi di Taliban. Konflik ini terjadi sesaat ketika Uni Soviet runtuh dan
digantikan dengan Rusia, Afghanistan
yang kemudian terpecah belah di antara penguasa yang komunistis atheis dengan
Taliban yang Islami. Namun, didalam kubu Islam sendiri malah terjadi perpecahan
kembali dalam memerangi rezim komunis di Afganistan. Hal ini dikarenakan adanya
perselisihan dan pertempuran satu sama lain demi menjadi pihak yang paling
berkuasa di Afganistan dan mulai saat itu Afganistan mulai terjerumus dalam
kekacauan dan perang sipil. Konflik dan kekacauan utamanya lebih terasa
dibagian selatan Afganistan yang letaknya jauh dari Ibukota Kabul.
Taliban sendiri awalnya hanyalah
perkumpulan dari para pelajar madrasah di Afganistan, karena mengingat arti
dari Taliban sendiri itu adalah berasal dari kata “talib” yang berarti pelajar.
Kelompok pelajar ini perlahan menjadi sebuah kelompok gerakan tersendiri dimana
gerakan ini berdasar kepada ajaran agama Islam. Oleh karenanya gerakan ini
banyak mendapat perhatian dan simpati dari masyarakat banyak, namun gerakan ini
juga tidak semerta-merta bersih dari pro-kontra. Taliban selain dijunjung
dengan nilai-nilai agama Islam yang dibawanya, juga dikecam dan sangat
disayangkan karena Taliban dianggap menganut aliran-aliran garis keras dalam
Islam.
Konflik di Taliban awalnya juga hanya
merupakan sebuah konflik internal dimana adanya persaingan dalam meperebutkan
tampuk kekuasaan di Afganistan seperti yang telah disnggung oleh penulis
sebelumnya. Namun konflik ini menjadi sebuah permasalahan baru dan
menjadi sorotan dunia ketika AS mulai ikut campur dalam konflik ini. Hal ini
dikarekan Taliban dianggap mempunyai hubungan kerjasama dengan kelompok
ekstrimis Internasional Al-Qaeda
yang diduga merupakan dalang serangan 11 September 2001 yang meledakkan gedung
kembar Pusat Perdagangan Dunia (WTC) di New York dan Departemen Pertahanan AS
Pentagon di Washington.
Mengapa
sampai timbul praduga seperti itu? Bukankah Taliban hanya ingin meraih tampuk
kekuasaan di Afganistan? Sebenarnya apa kaitannya Taliban dengan kelompok
ekstrimis yang disebutkan diatas tersebut? Mari kita lihat latar belakangnya
sampai terjadi konflik yang berkepanjangan tersebut. Ya, sebenarnya Taliban
awalnya hanyalah sebuah kelompok milisi kecil yang terdiri dari para pelajar
madrasah di Afganistan dan itu pun jumlahnya hayalah ratusan, namun Taliban
mulai mempunyai peran aktif dan sangat berpengaruh ketika Ia mendapat sokongan
bantuan dari berbagai penjuru, seperti halnya dari Pakistan, para pelajar
madrasah yang sedang menimba ilmu di Pakistan berbondong-bondong datang ke
Afganistan untuk bergabung dan berjuang bersama Taliban dan seketika jumlah personil
Taliban menjadi belasan ribu orang. Selain itu, Taliban juga mendapat bantuan
dana, persenjataan dan pelatihan militer dari organisasi intelijen Pakistan
(ISI) yang berniat menjadikan Afganistan sebagai bagian dari pengaruh
regionalnya. Arab Saudi dan kelompok ekstrimis Internasional Al-Qaeda juga
disebut-sebut turut menyokong Taliban. Mulai dari sinilah, dimana keterlibatan
pihak asing dalam pergerakan Taliban yang membawanya kedalam konflik yang tidak
hanya bersifat intern tetapi juga bersifat internasional. Disisi lain, dengan
begitu banyaknya batuan yang diterimanya, kini Taliban muncul sebagai kekuatan
baru yang patut untuk diperhitungkan di Afganistan.
Dengan
kekuatan baru yang dimilikinya Taliban terus melancarkan serangan-serangan dan
menaklukan beberapa wilayah di Afganistan. Utamanya bagian selatan dan Timur
Afganistan. Disisa tahun 1994, Taliban disebut-sebut telah berhasil merebut 12
dari 34 provinsi yang berada diluar kendali pemerintah pusat Afganistan saat
itu. Memasuki awal tahun 1995, Taliban terus memperluas wilayah taklukannya ke
Afganistan bagian utara dan barat hingga perlahan tapi pasti mereka semakin
dekat dengan Kabul, Ibukota dari Afganistan. Hal ini tentu memunculkan
kegelisahan dari pihak pemerintah Afganistan tersendiri, sehingga Menteri
Pertahanan Afganistan, Ahmad Shah Massoud mencoba untuk menawarkan perundingan
dengan pihak Taliban untuk menciptakan stabilitas di Afganistan yang kemudian
ditolaknya tawaran tersebut oleh pihak Afganistan. Gagalnya perundingan
tersebut lantas diikuti dengan mulai menjalarnya perang ke Kota Kabul.
Pemerintah
Afganistan tak lagi kuasa menangani serangan demi serangan yang diluncurkan
oleh Taliban, dan keadaan semakin terlihat tidak memungkinkan untuk pemerintah
Afganistan untuk tetap bertahan dan memukul mundur Taliban dari Kota Kabul.
Hingga akhirnya Massoud memerintahakan para pengikutnya untuk segera
meninggalkan Kabul pada 26 September 1996 dan Ibukota Kabul jatuh dibawah
kekuasaan Taliban yang kemudian sistem pemeritahan pun diubah menjadi emirat
Islam, kini Afganistan berada dibawah kekuasaan Taliban. Afganistan dibawah
pimpinan Massoud mengungsi kebagian utara, disitu mereka mendapat bantauan dari
Dosim yang mana dulunya merupakan musuhnya sebelum Taliban menyerang dan
menguasai Afganistan, kemudian aliansi tersebut menyerang Taliban sampai
akhirnya Talibanpun mampu menaklukan aliansi teresebut dengan mengadakan
operasi militer kebagian utara Afgnistan tersebut dan kemudian Dosim melarikan
diri. Pada tahun 2001 terjadi penyerangan dan penghancuran gedung kembar WTC
dan AS menduga ini merupakan aksi dari kelompok Al-Qaeda yang waktu itu
dipimpin oleh Osama bin Laden dimana kelompok ekstrim tersebut menjalin sebuah
kerjasama dengan Taliban dan kala itu pula sedang berada di Afganistan. AS
kemudian meminta Taliban untuk menyerahkan Osama kepada AS, namun Taliban malah
kemudian memberikan syarat dan bukti penuduhan bahwa Osama lah dalang dari
peristiwa tersebut. Hal ini sudah tentu ditolak oleh AS yang kemudian
ditanggapinya dengan jalan kekerasan. AS mulai mengirim bala tentaranya (NATO)
untuk menginvasi Afganistan dengan seragan bom yang dijatuhkan dari udara,
hingga akhirnya pertarungan pun terjadi. Pasukan koalisi juga turut dibantu
oleh pasukan-pasukan lain seperti Arab, Iran dan kelompok Aliansi Utara. Dari
jumlah pasukan atau personil sudah tentu Taliban kalah telak, oleh karenanya
Taliban pun berhasil dipukul mundur dari Ibukota Kabul dan mencoba dibasis
pertahanan terakhir mereka di Kandahar, Afganistan Selatan.
Meskipun
keadaan yang memojokan Taliban, mereka tetap tak gencar dan terus melancarkan
serangan demi serangan gerilya atau kecil-kecilan. Ditambah dengan bantuan atas
simpati penduduk lokal terhadap Taliban dikarenakan kebencian mereka terhadap
keompok koalisi dan pemerintahan Afganistan pasca era Taliban. Tahun 2006
diaggap sebagai kebangkitan dari Taliban, bantuan dana yang terus mengalir dari
Pakistan merupakan sokongan utama yang membuatnya dapat bangkit kembali dan
juga dengan pelatihan militer untuk orang-orang Taliban.
Hingga
pertengahan tahun 2012, Taliban masih aktif melakukan perang gerilya di
Afganistan. Menurut laporan PPB di tahun 2011, Taliban disebut-sebut yang
bertanggung jawab atas tewasnya 80% penduduk sipil dalam konflik bersenjata di
Afganistan. Pasukan koalisi kesulitan dalam memusnahkan Taliban, karena selain
kondisi alam atau medan yang sulit juga tempat atau keberadaan markas kelompok
Taliban yang sampai saat ini belum diketahui keberadaan pastinya. Pasukan atau
kelompok koalisi tidak akan menarik personilnya dari Afganistan sebelum Taliban
berhasil dimusnahkan, karena dikhawatirkan Taliban akan kembali bagkit dan
menguasai Afganistan mengingat kekuatannya yang semakin besar dan kuat karena
pasukannya yang semakin banyak dengan dibantu dari personil-personil diluar Afgaistan
yang bersimpati terhadap Taliban. Hal ini mengakibatkan perang atau konflik
yang lebih dikenal dengan konflik Taliban ini terus terjadi hingga saat ini.
Guna penyelesaian konflik ini seharusnya lembaga Internasional langsung
mengambil alih terhadap permasalahan yang terjadi di Afganistan ini, dan segera
menyelenggarakan perundingan untuk pihak-pihak yang bersangkutan agar tidak ada
lagi pertumpahan darah dan keadaan serta keamanan kembali stabil kembali
tentunya dengan kepatuhan pihak-pihak yang bersangkutan terhadap hasil daripada
perundingan yang dilakukan. Jika tdak, konflik ini akan menjadi konflik yang
berkepanjangan atau konflik abadi tanpa ada penyelesaian yang mengakhirinya.
Sumber :
http://mikoecahsmasiji.wordpress.com/2009/06/03/konflik-taliban-bagaimana-penyelesaiannya/.
Diakses pada 11 Juni
2014.
http://international.okezone.com/read/2014/05/29/413/991275/konflik-internal-taliban-pakistan-pecah-jadi-dua. Diakses pada 11 Juni 2014.
http://republik-tawon.blogspot.com/2012/09/taliban-para-pelajar-dari-perbukitan.html. Diakses pada 11 Juni 2014.
http://www.kabar24.com/international/read/20130410/10/170061/konflik-afghanistan-taliban-tembak-jatuh-helikopter-2-tentara-nato-tewas. Diakses pada 11 Juni 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar