Kamis, 12 Juni 2014

Historiografi Islam



Faktor Pendukung Perkembangan Historiografi Islam
Perkembangan historiografi Islam bergantung kepada perkembangan ilmu sejarah Islam, dimana kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari pekembangan budaya secara umum. Ada beberapa faktor pendukung yang mempengaruhi perkembangan dalam historiografi Islam, yaitu diantaranya :

1. Al-Qur’an
Kitab suci Al-Qur’an memerintahkan umatnya untuk memperhatikan sejarah. Al-Qur’an bahkan tidak hanya memerintahkan umatnya untuk memperhatikan perkembangan sejarah manusia, tetapi juga menyajikan banyak kisah. Sebagian ulama bahkan ada yag berpendapat bahwa dua pertiga isi Al-Qur’an itu adalah kisah sejarah.

2. Ilmu Hadits
Pada awal masa perkembangan Islam, ilmu hadits merupakan ilmu yang paling tinggi dan paling diperlukan oleh umat Islam pada waktu itu. Dalam penulisan hadits inilah yang merupakan perintis jalan menuju perkembangan ilmu sejarah.

3. Para Khalifah
Kebutuhan suatu pengetahuan bagi para khalifah untuk membimbing mereka dalam menjalankan roda pemerintahan, membuat mereka mencoba untuk menuliskan pengetahuan tentang sejarah bangsanya sendiri agar dapat mempertahankan diri dari superioritas bangsa-bangsa asing.

4. Sistem Pemerintahan
Sistem keuangan dalam pemerintahan Islam termasuk salah satu faktor yang mendorong berkembang dan tersebarnya penulisan sejarah karena pembayaran pajak dari daerah-daerah tergantung kepada bagaimana daerah itu ditaklukan, apakah denga damai atau dengan kekerasan, atau dengan suatu perjanjian.


5. Mulai munculnya gerakan menulis ilmu-ilmu lainnya, seperti ilmu kimia dan lain sebagainya.
6. Semakin berkembangnya kebudayaan Arab sebelum Islam, yaitu “silsilah” dan “al-Ayyam” guna memperkaya penyair-penyair Arab dan memberi warna tersendiri terhadap perkembangan penulisan sejarah Arab Islam.

Perkembangan Corak Historiografi Islam
Mulai dari masa awal pertumbuhan historiografi  Islam hingga masa munculnya sejarawan-sejarawan besar, corak penulisan sejarah dalam karya-karya sejarah mereka dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Khabar
Sejarawan muslim pada mulanya menuiis sejarah disandarkan pada riwayat, sebagaimana dalam penulisan hadits dengan menggunakan sanad. Cirri-ciri dari riwayat tersebut; antara satu riwayat dengan riwayat lain tidak terdapat hubungan, riwayat itu ditulis dalam bentuk cerita (kisah) yang biasaynta dalam bentuk dialog, riwayat-riwaya itu diselang-seling dengan syair yang seringkali digunakan sebagai penguat kandungan khabar itu. Jadi Riwayat yang berdiri sendiri itu lah dalam ilmu sejarah yang dinamakan dengan khabar.

2. Hawliyat
Kalau sebenlumnya para sejarawan Islam menulis peristiwa-peristiwa sejarah itu secara acak dan tidak berurutan (kronologis), dalam perkembangan seterusnya para sejarawan kemudian menggunakan metode penulisan Hawliyat yaitu penulisan dengan berdasarkan urutan tahun. Dalam metode ini, bermacam-macam peristiwa sejarah dihimpun dibawah “tema” tahun.

3. Tematik
Dalam perkembangannya, metode hawliyat dianggap lemah karena kumpulan tulisan yang telah disusun selama bertahun-tahun menyulitkan pembaca untuk mencari bacaan yang ingin dibacanyakarena harus membaca secara keseluruhan. Kritik tentang ini disampaikan oleh Ali ibn Atsir yang kemudian Ia mengajukan sebuah corak baru yaitu dengan memisahkan setiap peristiwa berdasarkan judul atau dengan cara tematik.
Tiga Aliran Penulisan Sejarah Masa Awal Muslim
Penulisan sejarah Islam berkembang dari masa ke masa, mengikuti perkembangan peradaban Islam. Kalau diamati secara mendalam tentang perkembangan penulisan sejarah diawal masa kebangkitan Islam, menurut Husein Nashshar akan terlihat adanya tiga aliran dengan jelas yaitu aliran Yaman, aliran Madinah, dan aliran Irak.[1][1] 

1. Aliran Yaman
Aliran Yaman ini memuat kisah atau cerita yang masih cerita-cerita khayal dan dongeng-dongeng kesukuan. Jadi didalamnya masih bercampur antara yang faktual dengan yang dongeng atau legenda. Ini dikarekan tingginya fanatisme kedaerahan orang-orang Yaman pada abad pertama dan kedua Hijriah. Aliran Yaman ini merupakan kelanjutan dari corak sejarah Islam sebelum Islam. Beberapa tokoh dari aliran Yaman ini adalah Ka’b Al-Ahbar, Wahb ibn Munabbih dan Abid Ibn Syariyyah al-Jurhumi.

2. Aliran Madinah
Aliran Madinah, merupakan sebuah aliran penulisan sejarah ilmiah yang dalam pembahasan akan suatu peristiwanya sangat mendalam. Aliran ini terwujud dari suatu kajian tekun dan mendalam dan bukan merupakan sebuah kelanjutan dari cerita rakyat seperti Aliran Yaman. Tokoh-tokoh aliran Madinah antara lain adalah Abdullah ibn Abbas, Said ibn Musayyab, Aban Ibn Utsman Ibn Affan, Urwah Ibn Zubayr ibn al-Awwam, Muhammad ibn Muslim ibn Ubaidillah ibn Syihab al-Zuhri dan Musa ibn Uqbah.

3. Aliran Irak
Aliran ini lebih luas dibandingkan dengan dua aliran sbelumnya, karena memperhatikan arus sejarah sebelum Islam dan masa Islam sekaligus dan sangat memperhatikan sejarah para khalifah. Kelahiran aliran Irak ini juga tidak dapat dipisahkan dari perkembangan budaya dan peradaban Arab. Aliran Irak sudah melepaskan diri dari pengaruh ilmu hadits dan bersamaan dengan itu terlihat adanya upaya meninggalkan pengaruh pra-Islam yang mengandung banyak ketidak benaran, seperti dongeng-dongeng dan cerita khayal. Tokoh-tokoh dari aliran ini adalah seperti Awanah ibn al-Hakam,Sayf ibn Umar al-Asadi al-Tamimi, Abu Mikhnaf, dsb.


Perkembangan Metode Historiografi Islam

Perkembangan Metode Historiografi Islam selalu terkait dengan perkembangan sejarah penulisan sejak pertama kali muncul dikalangan umat Islam itu. Perkembangan historiografi Islam dapat dibagi menjadi dua, yaitu historiografi dengan riwayat dan historiografi dengan dirayat. 

1. Historiografi dengan Riwayat
Pada masa awal perkembangan penulisan sejarah Islam, Al-Qur’an dan ucapan, perbuatan dan ketetapan Nabi Muhammad SAW merupakan sumber syariat Islam dan mempunyai makna keagamaan yang tinggi. Oleh karenanya dalam pembuatannya diperlukan sebuah kesahihan sesuatu riwayat hadits. Perlu juga suatu metode yang menghubungkan suatu informasi sejarah dengan sumber-sumbernya. 

2. Historiografi dengan Dirayat
Perkembangan metode sejarah itu berlangsung sejalan dengan perkembangan pemikiran dalam sejarah Islam. Yang dimaksud dengan historiografi dengan dirayah adalah metode sejarah yang menaruh perhatian terhadap pengetahuan secara langsung dari satu segi da interpretasi rasional dari segi lain. Metode ini melengkapi metoda historiografi dengan riwayat sebelumnya.


Historiografi Islam Modern 
1. Al-Jabarti
Penulisan sejarah Islam ala Al-jabarti adalah penulisan yang masih mempertahankan corak penulisan sejarah Islam, yaitu hawliyat. Didalam penulisan Al-Jabarti juga menggunakan pendekatan tematik (namun satu tema dengan tema yang lainnya tidak saling terkait). Seperti dalam penulisan sejarah Mesir asa Turki Usmani, Ia menggambarkan masyarakat Mesir pada masa itu denga sempurna serta berusaha melakukan penelitian menadalam terhadap peristiwa-peristiwa yang ditulisnya, ia juga menyatakan didalam bukunya bahwa ia menulis sejarah bukan karena perintah penguasa karena ia adalah seorang ilmuwan independen.

2. Mesir Abad ke-19 (Pasca Al-Jabarti)
Pasca Al-jabarti Historiografi Islam menjadi dipengaruhi oleh literatur dan pengetahuan kebuadayaan Perancis dan menggunakan referensi buku-buku sejarah yang ditulis pada masa klasik dan pertengahan Islam,[2][2] disamping menggunakan referensi-referensi Barat modern. Dalam tipe historiografi Islam pasca Al-Jabarti ini juga memusatkan perhatian kepada sejarah tanah air mereka sendiri.



[1][1] [1][1] Badri Yatim, Historiografi Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997). Hlm 48
[2][2] Ibid Hlm 222

1 komentar:

  1. Borgata's new new poker room — And is it really - Dr.MCD
    The Borgata Hotel 남양주 출장안마 Casino & Spa is owned 경기도 출장샵 and operated by Caesars 밀양 출장샵 Entertainment Corporation. The 청주 출장마사지 resort features over 3,000 rooms, 고양 출장마사지

    BalasHapus