Faktor
Pendukung Perkembangan Historiografi Islam
Perkembangan historiografi Islam
bergantung kepada perkembangan ilmu sejarah Islam, dimana kedua hal tersebut
tidak dapat dipisahkan dari pekembangan budaya secara umum. Ada beberapa faktor
pendukung yang mempengaruhi perkembangan dalam historiografi Islam, yaitu
diantaranya :
1.
Al-Qur’an
Kitab suci Al-Qur’an memerintahkan
umatnya untuk memperhatikan sejarah. Al-Qur’an bahkan tidak hanya memerintahkan
umatnya untuk memperhatikan perkembangan sejarah manusia, tetapi juga
menyajikan banyak kisah. Sebagian ulama bahkan ada yag berpendapat bahwa dua
pertiga isi Al-Qur’an itu adalah kisah sejarah.
2.
Ilmu Hadits
Pada awal masa perkembangan Islam, ilmu
hadits merupakan ilmu yang paling tinggi dan paling diperlukan oleh umat Islam
pada waktu itu. Dalam penulisan hadits inilah yang merupakan perintis jalan
menuju perkembangan ilmu sejarah.
3.
Para Khalifah
Kebutuhan suatu pengetahuan bagi para
khalifah untuk membimbing mereka dalam menjalankan roda pemerintahan, membuat
mereka mencoba untuk menuliskan pengetahuan tentang sejarah bangsanya sendiri
agar dapat mempertahankan diri dari superioritas bangsa-bangsa asing.
4.
Sistem Pemerintahan
Sistem keuangan dalam pemerintahan
Islam termasuk salah satu faktor yang mendorong berkembang dan tersebarnya
penulisan sejarah karena pembayaran pajak dari daerah-daerah tergantung kepada
bagaimana daerah itu ditaklukan, apakah denga damai atau dengan kekerasan, atau
dengan suatu perjanjian.
5.
Mulai munculnya gerakan menulis ilmu-ilmu lainnya, seperti ilmu kimia dan lain
sebagainya.
6. Semakin berkembangnya kebudayaan Arab sebelum Islam, yaitu “silsilah”
dan “al-Ayyam” guna memperkaya penyair-penyair Arab dan memberi warna
tersendiri terhadap perkembangan penulisan sejarah Arab Islam.
Perkembangan Corak
Historiografi Islam
Mulai dari masa awal pertumbuhan
historiografi Islam hingga masa munculnya sejarawan-sejarawan besar,
corak penulisan sejarah dalam karya-karya sejarah mereka dapat dikelompokkan
menjadi tiga bagian, yaitu :
1.
Khabar
Sejarawan muslim pada mulanya menuiis
sejarah disandarkan pada riwayat, sebagaimana dalam penulisan hadits dengan
menggunakan sanad. Cirri-ciri dari riwayat tersebut; antara satu riwayat dengan
riwayat lain tidak terdapat hubungan, riwayat itu ditulis dalam bentuk cerita
(kisah) yang biasaynta dalam bentuk dialog, riwayat-riwaya itu diselang-seling
dengan syair yang seringkali digunakan sebagai penguat kandungan khabar itu.
Jadi Riwayat yang berdiri sendiri itu lah dalam ilmu sejarah yang dinamakan
dengan khabar.
2.
Hawliyat
Kalau sebenlumnya para sejarawan Islam
menulis peristiwa-peristiwa sejarah itu secara acak dan tidak berurutan
(kronologis), dalam perkembangan seterusnya para sejarawan kemudian menggunakan
metode penulisan Hawliyat yaitu penulisan dengan berdasarkan urutan tahun.
Dalam metode ini, bermacam-macam peristiwa sejarah dihimpun dibawah “tema”
tahun.
3.
Tematik
Dalam perkembangannya, metode hawliyat
dianggap lemah karena kumpulan tulisan yang telah disusun selama bertahun-tahun
menyulitkan pembaca untuk mencari bacaan yang ingin dibacanyakarena harus
membaca secara keseluruhan. Kritik tentang ini disampaikan oleh Ali ibn Atsir
yang kemudian Ia mengajukan sebuah corak baru yaitu dengan memisahkan setiap
peristiwa berdasarkan judul atau dengan cara tematik.
Tiga Aliran Penulisan
Sejarah Masa Awal Muslim
Penulisan sejarah Islam berkembang dari
masa ke masa, mengikuti perkembangan peradaban Islam. Kalau diamati secara
mendalam tentang perkembangan penulisan sejarah diawal masa kebangkitan Islam,
menurut Husein Nashshar akan terlihat adanya tiga aliran dengan jelas yaitu
aliran Yaman, aliran Madinah, dan aliran Irak.[1][1]
1.
Aliran Yaman
Aliran Yaman ini memuat kisah atau
cerita yang masih cerita-cerita khayal dan dongeng-dongeng kesukuan. Jadi didalamnya
masih bercampur antara yang faktual dengan yang dongeng atau legenda. Ini
dikarekan tingginya fanatisme kedaerahan orang-orang Yaman pada abad pertama
dan kedua Hijriah. Aliran Yaman ini merupakan kelanjutan dari corak sejarah
Islam sebelum Islam. Beberapa tokoh dari aliran Yaman ini adalah Ka’b Al-Ahbar,
Wahb ibn Munabbih dan Abid Ibn Syariyyah al-Jurhumi.
2.
Aliran Madinah
Aliran Madinah, merupakan sebuah aliran
penulisan sejarah ilmiah yang dalam pembahasan akan suatu peristiwanya sangat
mendalam. Aliran ini terwujud dari suatu kajian tekun dan mendalam dan bukan
merupakan sebuah kelanjutan dari cerita rakyat seperti Aliran Yaman.
Tokoh-tokoh aliran Madinah antara lain adalah Abdullah ibn Abbas, Said ibn
Musayyab, Aban Ibn Utsman Ibn Affan, Urwah Ibn Zubayr ibn al-Awwam, Muhammad
ibn Muslim ibn Ubaidillah ibn Syihab al-Zuhri dan Musa ibn Uqbah.
3.
Aliran Irak
Aliran ini lebih luas dibandingkan
dengan dua aliran sbelumnya, karena memperhatikan arus sejarah sebelum Islam
dan masa Islam sekaligus dan sangat memperhatikan sejarah para khalifah.
Kelahiran aliran Irak ini juga tidak dapat dipisahkan dari perkembangan budaya
dan peradaban Arab. Aliran Irak sudah melepaskan diri dari pengaruh ilmu hadits
dan bersamaan dengan itu terlihat adanya upaya meninggalkan pengaruh pra-Islam
yang mengandung banyak ketidak benaran, seperti dongeng-dongeng dan cerita
khayal. Tokoh-tokoh dari aliran ini adalah seperti Awanah ibn al-Hakam,Sayf ibn
Umar al-Asadi al-Tamimi, Abu Mikhnaf, dsb.
Perkembangan Metode Historiografi Islam
Perkembangan Metode Historiografi Islam selalu terkait dengan perkembangan sejarah penulisan sejak pertama kali muncul dikalangan umat Islam itu. Perkembangan historiografi Islam dapat dibagi menjadi dua, yaitu historiografi dengan riwayat dan historiografi dengan dirayat.
1. Historiografi dengan Riwayat
Pada masa awal perkembangan penulisan
sejarah Islam, Al-Qur’an dan ucapan, perbuatan dan ketetapan Nabi Muhammad SAW
merupakan sumber syariat Islam dan mempunyai makna keagamaan yang tinggi. Oleh
karenanya dalam pembuatannya diperlukan sebuah kesahihan sesuatu riwayat
hadits. Perlu juga suatu metode yang menghubungkan suatu informasi sejarah
dengan sumber-sumbernya.
2. Historiografi dengan Dirayat
2. Historiografi dengan Dirayat
Perkembangan metode sejarah itu
berlangsung sejalan dengan perkembangan pemikiran dalam sejarah Islam. Yang
dimaksud dengan historiografi dengan dirayah adalah metode sejarah yang menaruh
perhatian terhadap pengetahuan secara langsung dari satu segi da interpretasi
rasional dari segi lain. Metode ini melengkapi metoda historiografi dengan
riwayat sebelumnya.
Historiografi Islam Modern
1.
Al-Jabarti
Penulisan sejarah Islam ala Al-jabarti
adalah penulisan yang masih mempertahankan corak penulisan sejarah Islam, yaitu
hawliyat. Didalam penulisan Al-Jabarti juga menggunakan pendekatan tematik
(namun satu tema dengan tema yang lainnya tidak saling terkait). Seperti dalam
penulisan sejarah Mesir asa Turki Usmani, Ia menggambarkan masyarakat Mesir
pada masa itu denga sempurna serta berusaha melakukan penelitian menadalam
terhadap peristiwa-peristiwa yang ditulisnya, ia juga menyatakan didalam
bukunya bahwa ia menulis sejarah bukan karena perintah penguasa karena ia
adalah seorang ilmuwan independen.
2.
Mesir Abad ke-19 (Pasca Al-Jabarti)
Pasca Al-jabarti Historiografi Islam
menjadi dipengaruhi oleh literatur dan pengetahuan kebuadayaan Perancis dan
menggunakan referensi buku-buku sejarah yang ditulis pada masa klasik dan
pertengahan Islam,[2][2]
disamping menggunakan referensi-referensi Barat modern. Dalam tipe
historiografi Islam pasca Al-Jabarti ini juga memusatkan perhatian kepada
sejarah tanah air mereka sendiri.
Borgata's new new poker room — And is it really - Dr.MCD
BalasHapusThe Borgata Hotel 남양주 출장안마 Casino & Spa is owned 경기도 출장샵 and operated by Caesars 밀양 출장샵 Entertainment Corporation. The 청주 출장마사지 resort features over 3,000 rooms, 고양 출장마사지